Judul
novel : Adventures
in Darkness
Penerbit : PT Bhuana Ilmu
Populer
Penulis : Tom Sullivan
Penerjemah : Jacinta Hadi
Harga
buku : Rp40.000,00
Tahun
terbit : 2007
Ukuran
buku : 15 cm x 23 cm
Tebal
buku : 194+viii
halaman
ISBN : 979-074-844-2
dan 978-979-074-844
Buku ini menceritakan
kisah nyata seorang pria terkenal bernama Tom Sullivan. Ia adalah seorang
aktor, penyanyi, enternainer, penulis, dan produser. Meskipun banyak kegiatan,
tak disangka-sangka pria yang lahir pada tahun 1974 ini ternyata seorang
tunanetra. Ia buta sejak bayi, ketika ia memperoleh oksigen lebih banyak dalam
sebuah inkubator.
Tom Sullivan adalah
anak bungsu dari tiga bersaudara, dari pasangan suami istri bernama Porky dan
Marie. Sejak kecil, Tom tinggal di New England. Kakaknya bernama Jeane, sudah
memiliki keluarga sendiri. Sedangkan Peggy, kakak keduanya, hanya berbeda 5
tahun lebih tua dari Tom. Sejak umur 5 tahun, Tom disekolahkan di Perkins
School for the Blind. Sekolah ini khusus untuk penyandang tunanetra seperti Tom.
Tom memiliki teman sekamar di asrama, namanya Jerry dan Ernie. Jerry adalah
bocah lelaki penakut dan suka makan, tak heran jika tubuhnya sangat gemuk.
Sementara Ernie, bocah yang sangat pintar. Saat umurnya menginjak 11 tahun, ia
sudah menguasai fisika dan kalkulus. Mereka berempat memiliki perasaan yang
sama – sama-sama merasa dipenjara dalam sekolah tersebut. Mereka sering kali
berulah. Mulai dari mencuri kue di dapur, hingga kabur dari sekolah dengan
menggunakan sekoci dari gudang dekat sungai. Tetapi mereka sangat tangguh,
terutama untuk seorang bocah berumur 11 tahun yang buta.
Ibu Tom, Marie, sangat
mementingkan pendidikan. Maka dari itu, ia selalu mempertahankan Tom agar bisa
sekolah di Perkins, meskipun Tom sering berulah hingga Mr.Waterhouse hampir
mengeluarkannya. Ibunya juga tekun mengajarkan music. Berbeda dengan ayahnya.
Mr.Pocky sangat ingin Tom merasakan seperti anak lelaki normal lainnya yang
bisa menghirup kebebasan, tidak dikurung di sebuah sekolah asrama. Berbeda
dengan Ibunya, ibunya sadar bahwa anaknya buta dan tidak bisa melakukan hal-hal
seperti anak normal lainnya. Maka dari itu ia sangat ingin Tom bersekolah di
Perkins agar Tom dapat pendidikan yang layak.
Ayahnya Tom, Porky memiliki
sebuah bar dan memiliki perkumpulan untuk bermain poker bersama teman-teman
Irlandianya. Ayah Tom sangat mencintai Tom melebihi apapun. Saking cintanya,
Tom diajak menonton pertandingan pembukaan baseball dan menonton pemain
kesukaan Tom, yaitu Ted Williams saat menjalani skorsing dari sekolahnya. Tom
dan ayahnya suka sekali dengan baseball. Selain itu, pernah satu ketika, ayah
Tom membelikan seekor kuda untuk Tom agar Tom dapat teman. Karena ia tahu bahwa
Tom tidak punya teman di lingkungan rumahnya.
Dunia Tom ini hanya
sebesar halaman belakang rumahnya. Tetapi imajinasinya sangat besar
dibandingkan halaman belakangnya. Tom memiliki mimpi besar, tak kenal rasa
takut, dan tentunya memiliki masa kenakalan juga. Eddy Mullins, seorang anak
lelaki yang seusia dengannya sangat suka mengejek Tom dengan sebutan “Blindey”.
Beberapa hari kemudian, akhirnya Tom memiliki dua orang teman baru. Mereka baru
saja pindah ke rumah sebelah Tom. Namanya Billy dan Mike. Sejak saat itu,
mereka selalu bersama, terutama dengan Billy.
Suatu ketika, Ayah Tom
membuat pertandingan antara Tom dan Eddy, yaitu pertandingan tinju. Ayah Tom
melakukan latihan rutin. Bagaimana cara meninju, bagaimana menghindari musuh,
dan bagaimana tahu letak musuh karena kita tahu bahwa Tom ini buta. Dalam ronde
awal, Tom mendapat banyak pukulan, hingga Ayah Tom ingin menyudahi
pertandingan. Tetapi Tom tidak mau. Menurutnya, pertandingan ini menentukan
bahwa meskipun Tom buta, ia adalah orang yang kuat dan sama seprti anak normal
lainnya. Pertandingan ini juga menjadi penentu bahwa Eddy tidak boleh mengejeknya
lagi. Dan ternyata tak disangka-sangka, dengan indra pendengaran Tom yang
tajam, ia mampu mengetahui tempat dimana Eddy berada. Dan Tom pun menang.
Semenjak kejadian itu, Tom dikenal oleh orang-orang sebagai bocah buta yang
luar biasa.
Setelah Tom sukses
dengan kariernya, Ibu Tom meninggal. Disusul dengan ayahnya yang mengidap
penyakit kanker 5 tahun kemudian. Tom terbang dari Amerika Serikat menuju
kampung halamannya, rumahnya saat kecil, untuk acara penghormatan terakhir.
Saat Tom tiba dirumahnya, ia teringat kenangan-kenangan dulu, saat ayahnya
berkata “Aku berjanji, kamu akan melihat lebih banyak daripada anak-anak lain
disini. Kita hanya harus membuat mereka mengerti”. Petualangan hidup Tom
membentuk karakternya dan menjadikan orang mencintai hidupnya.
Dengan demikian, novel
karangan Tom Sullivan ini sangat menyentuh yang dapat membuat pembacanya
terhanyut dalam kisah yang diceritakan di novel ini, serta banyak memberi
pelajaran tentang makna sebuah kehidupan mengenai semangat dan motivasi kepada
pembacanya, bahwa kekurangan itu bukanlah suatu hambatan. Sementara manusia
normal belum tentu dapat sukses seperti Tom. Novel ini juga mengajarkan kita bahwa,
dimana ada kemauan pasti ada jalan.
Novel ini hampir tidak
mempunyai kekurangan, Namun setiap karya manusia pasti memiliki
kekurangan. Sayangnya masih terdapat kata-kata asing yang belum diterjemahkan
secara sempurna sehingga membuat pembaca tidak mengerti.
Novel ini sangat
menarik dan menginspirasi serta perlu dibaca karena mendorong motivasi
pembacanya, khususnya remaja yang ingin menggapai impian dan cita-citanya.
By: Markus Gabriel
Berikan Komentar bagi sobat yang ingin copas!!
By: Markus Gabriel
Berikan Komentar bagi sobat yang ingin copas!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar